Ini adalah cerita pengalamku 3
tahun yang lalu, bukan karena apa-apa aku mengerjakannya melainkan karena tugas
dari guru. Kita harus berjuang demi sebuah nilai, demi sebuah penghargaan , ya
kan? Nah untuk itulah aku menerjakan ini, demi sebuah nilai , demi sebuah
penghargaan.
Cerita
ini dimulai dari aku kelas 2 SMP tiga tahun yang lalu, pertannyaan kalau 3
tahun yang lalu aku kelas 2 SMP , berarti sekarang aku kelas? Jawablah sendiri.
Pertama masuk kelas 2 SMP, sekolah kami tepatnya SMP N 3 tarutung, kepala
sekolah mengumumkan pembagian kelas para pelajar. Aku masuk kelas unggulan
lagi, rasanya wajar saja. Aku memang sedikit unggul kalau soal otak di
sekolahku, dan yang kurasakan tak ada persaingan di sekolahku (hm.. bkn
sombong). Hari-hari seperti biasa saja, belajar, maen-maen, begitulah setiap
harinya. Di sekolah gak pernah remedial, nilai diatas 90 terus. Pokoknya
semuanya biasa aja. Gak ada yang menarik.
Nah,
ketika naik kelas 3 SMP, kami lah yang memplonco kelas satu. Selesai plonco
seperti saat kelas 2, pembagian kelas, dan masuk kelas unggulan lagi, udah
biasa. Tapi hari-hariku sudah tak biasa lagi, ada anak kelas satu yang aku
taksir. Cewek yang bisa membuatku tak
konsen belajar ini bernama Christina, Christina Simanullang. Saat kutanya
pendapat teman-teman, mereka bilang ia biasa saja. Tapi penglihatanku
mengatakan ia cantik. Aku memang minus 1.5 , tapi aku sudah pake kacamata dan
tak mungkin salah lihat. dia memang cantik. Aku sampai tak bisa bertahan di
semester 5, aku terlempar ke rangking 12.
Nah,
setelah tamat kelas 3 SMP, aku berniat melanjut di tarutung, tapi orangtuaku
tak setuju. Mereka mendaftarkanku di Yayasan Soposurung ini, SMA terbaik di
Tapanuli dan merupakan salah satu SMA terbaik di Indonesia. Artinya untuk masuk
kesini diperlukan pengorbanan yang tidak kecil. Yang mendafter ada sebanyak
10.000-an orang, dan yang lolos nilai raport hanya 1564 orang. Ada 4 tahap test
yang harus dilalui, tes Akademik, tes IQ, tes Kesehatan, dan tes SMAPTA. Tes
pertama adalah akademik. Saat tes dimulai aku tak melakukan persiapan apapun.
Tapi dari soal yang kukerjakan, soalnya tak terlalu sulit, aku yakin aku lolos.
Dan benar saja aku memang lolos. Setelah tes akademik selesai peserta yang
tersisa tinggal 350 orang. Persaingan yang ketat memang. Nah tes tahap kedua
adalah SMAPTA(fisik) , IQ, dan kesehatan. Kami diberi waktu kuira-kira 7 hari
sebelum tes tahap kedua.
7
hari kemudian…
Tes
pun dimulai. Aku kewalahan saat tes SMAPTA, aku ragu bisa masuk ke sini. Aku
stress, emosiku tak terkendali. Sampai-sampai aku menbuat nangis mama yang
kusayangi. Aku sangat menyesali perbuatanku itu, dan aku ingin sekali minta
maaf , tapi sampai sekarang aku masih belum menyampaikannya, walaupun
sepertinya mamaku sudah melupakan masalah itu, tapi aku tetap tak bisa tenang.
Tibalah
masa penantian, menanti hasil dari semua tes. Waktu penantian kira-kira 1
bulan, dan aku menghabisakan waktu itu dengan bermain dan bermain di Medan,
rumah maktua-ku(orang batak coy). Berusaha untuk tak mengingat dia lagi.
Pengumuman
pun keluar, dan aku lulus di SMA ini. Aku sangat senang bercampur haru, dan
segera saja pulang ke Tarutung. Mempersiapkan segala keperluan, sebab kami akan
diasaramakan. Dari 350 peserta, 90 orang masuk asrama, dan sisanya anak non-asrama.
Dari SMP-ku ada 3 orang yang masuk Yasop ini.
Masa
plonco pun dimulai, dan ini masa yang paling mengerikan, yang memplonco adalah
kelas 2 dan kelas 3, disertai 3 orang marinir yang menakutkan awalnya. Masa
plonco selama 7 hari, dan terasa 7 minggu. Kami semua jadi hitam, dan ada yang
tambah gemuk dan ada yang mengurus. Hari-hari mengerikan masih belum selesai,
kami masih dikarantina selama 3 bulan. Tak boleh jajan diluar dan tak boleh
pulang kerumah. Tujuannya agar terbiasa dengan kehidupan asrama. Kami 90 ,
berasal dari bermacam-macam daerah, ada dari Jakarta, dari Lubuk Pakam , dll.
Di
SMA ini, aku mulai merasakan mengerikannya dunia luar, semua orang pandai
–pandai di asrama ini. Tak ada yang layak disebut bodoh disini. Persaingan
sangat ketat, lengah sedikit saja habislah sudah. Begitulah yang kualami, aku
masihlah sebuah sampah, belum ada apa-apanya. Semester 1 SMA, aku sangat sedih,
aku jauh dibelakang. Begitupun semester 2 nya, kata kawan-kawanku aku orangnya
cuek, apalagi sama tugas, aku selalu gak peduli. Tapi apa yang telah berlalu
dapat menjadi pelajaran bagiku.
Penaikan
kelas 2 aku masih kelas Gamma, kami ada 3 kelas, Alpha, Betha, Gamma.Oke, di kelas 2 ini aku akan lebih rajin lagi...
Ehmm, aku mau menyampaikan
kata-kata motivasi, agak lucu sih…. begini bunyinya
“ Live is like get rape, if you can’t fight it, enjot it “
“Hidup seperti diperkosa, jika kau tak bisa melawannya, nikmatilah”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar