Rabu, 03 Oktober 2012

A little About Me

Ini adalah cerita pengalamku 3 tahun yang lalu, bukan karena apa-apa aku mengerjakannya melainkan karena tugas dari guru. Kita harus berjuang demi sebuah nilai, demi sebuah penghargaan , ya kan? Nah untuk itulah aku menerjakan ini, demi sebuah nilai , demi sebuah penghargaan.
                Cerita ini dimulai dari aku kelas 2 SMP tiga tahun yang lalu, pertannyaan kalau 3 tahun yang lalu aku kelas 2 SMP , berarti sekarang aku kelas? Jawablah sendiri. Pertama masuk kelas 2 SMP, sekolah kami tepatnya SMP N 3 tarutung, kepala sekolah mengumumkan pembagian kelas para pelajar. Aku masuk kelas unggulan lagi, rasanya wajar saja. Aku memang sedikit unggul kalau soal otak di sekolahku, dan yang kurasakan tak ada persaingan di sekolahku (hm.. bkn sombong). Hari-hari seperti biasa saja, belajar, maen-maen, begitulah setiap harinya. Di sekolah gak pernah remedial, nilai diatas 90 terus. Pokoknya semuanya biasa aja. Gak ada yang menarik.
                Nah, ketika naik kelas 3 SMP, kami lah yang memplonco kelas satu. Selesai plonco seperti saat kelas 2, pembagian kelas, dan masuk kelas unggulan lagi, udah biasa. Tapi hari-hariku sudah tak biasa lagi, ada anak kelas satu yang aku taksir. Cewek yang bisa  membuatku tak konsen belajar ini bernama Christina, Christina Simanullang. Saat kutanya pendapat teman-teman, mereka bilang ia biasa saja. Tapi penglihatanku mengatakan ia cantik. Aku memang minus 1.5 , tapi aku sudah pake kacamata dan tak mungkin salah lihat. dia memang cantik. Aku sampai tak bisa bertahan di semester 5, aku terlempar ke rangking 12.
                Nah, setelah tamat kelas 3 SMP, aku berniat melanjut di tarutung, tapi orangtuaku tak setuju. Mereka mendaftarkanku di Yayasan Soposurung ini, SMA terbaik di Tapanuli dan merupakan salah satu SMA terbaik di Indonesia. Artinya untuk masuk kesini diperlukan pengorbanan yang tidak kecil. Yang mendafter ada sebanyak 10.000-an orang, dan yang lolos nilai raport hanya 1564 orang. Ada 4 tahap test yang harus dilalui, tes Akademik, tes IQ, tes Kesehatan, dan tes SMAPTA. Tes pertama adalah akademik. Saat tes dimulai aku tak melakukan persiapan apapun. Tapi dari soal yang kukerjakan, soalnya tak terlalu sulit, aku yakin aku lolos. Dan benar saja aku memang lolos. Setelah tes akademik selesai peserta yang tersisa tinggal 350 orang. Persaingan yang ketat memang. Nah tes tahap kedua adalah SMAPTA(fisik) , IQ, dan kesehatan. Kami diberi waktu kuira-kira 7 hari sebelum tes tahap kedua.
                7 hari kemudian…
                Tes pun dimulai. Aku kewalahan saat tes SMAPTA, aku ragu bisa masuk ke sini. Aku stress, emosiku tak terkendali. Sampai-sampai aku menbuat nangis mama yang kusayangi. Aku sangat menyesali perbuatanku itu, dan aku ingin sekali minta maaf , tapi sampai sekarang aku masih belum menyampaikannya, walaupun sepertinya mamaku sudah melupakan masalah itu, tapi aku tetap tak bisa tenang.
                Tibalah masa penantian, menanti hasil dari semua tes. Waktu penantian kira-kira 1 bulan, dan aku menghabisakan waktu itu dengan bermain dan bermain di Medan, rumah maktua-ku(orang batak coy). Berusaha untuk tak mengingat dia lagi.
                Pengumuman pun keluar, dan aku lulus di SMA ini. Aku sangat senang bercampur haru, dan segera saja pulang ke Tarutung. Mempersiapkan segala keperluan, sebab kami akan diasaramakan. Dari 350 peserta, 90 orang masuk asrama, dan sisanya anak non-asrama. Dari SMP-ku ada 3 orang yang masuk Yasop ini.
                Masa plonco pun dimulai, dan ini masa yang paling mengerikan, yang memplonco adalah kelas 2 dan kelas 3, disertai 3 orang marinir yang menakutkan awalnya. Masa plonco selama 7 hari, dan terasa 7 minggu. Kami semua jadi hitam, dan ada yang tambah gemuk dan ada yang mengurus. Hari-hari mengerikan masih belum selesai, kami masih dikarantina selama 3 bulan. Tak boleh jajan diluar dan tak boleh pulang kerumah. Tujuannya agar terbiasa dengan kehidupan asrama. Kami 90 , berasal dari bermacam-macam daerah, ada dari Jakarta, dari Lubuk Pakam , dll.
                Di SMA ini, aku mulai merasakan mengerikannya dunia luar, semua orang pandai –pandai di asrama ini. Tak ada yang layak disebut bodoh disini. Persaingan sangat ketat, lengah sedikit saja habislah sudah. Begitulah yang kualami, aku masihlah sebuah sampah, belum ada apa-apanya. Semester 1 SMA, aku sangat sedih, aku jauh dibelakang. Begitupun semester 2 nya, kata kawan-kawanku aku orangnya cuek, apalagi sama tugas, aku selalu gak peduli. Tapi apa yang telah berlalu dapat menjadi pelajaran bagiku.
                Penaikan kelas 2 aku masih kelas Gamma, kami ada 3 kelas, Alpha, Betha, Gamma.Oke, di kelas 2 ini aku akan lebih rajin lagi...

Ehmm, aku mau menyampaikan kata-kata motivasi, agak lucu sih…. begini bunyinya
“ Live is like get rape, if you can’t fight it, enjot it “
“Hidup seperti diperkosa, jika kau tak bisa melawannya, nikmatilah”